Senin, 18 November 2013

Diagnosa Laboratorium DBD

 

Dengue adalah penyakit endemis yang ditimbulkan oleh virus dengue. Kejadian infeksi virus dengue lebih banyak terjadi di 100 negara tropis dan sub tropis, baik di Asia, Afrika, maupun beberapa wilayah di Amerika. Dan diperkirakan ada 2 milyar orang yang beresiko terinfeksi dengue.
Penularan atau transmisi virus dengue ada beberapa cara, yaitu :
1. Melalui gigitan nyamuk ke manusia dan sebaliknya. Hospes pembawanya adalah nyamuk Aedes aegypti yang kebanyakan ada di dalam rumah dan Aedes albopictus yang kebanyakan berada di luar rumah.
2. Ditularkan dari nyamuk betina pada telurnya.
3. Ditularkan dari nyamuk jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual.

Virus Dengue
Virus Dengue termasuk group B Arthopad borne virus (arbovirus) dan merupakan anggota famili Flaviviridae dengan genus Flavivirus yang di dalamnya termasuk Yellow Fever, West mile, dan Japanese Encephalitis. Enveloped, glycoprotein merupakan antigen utama, spherical. Sampai saat ini dikenal ada 4 jenis (serotipe) virus Dengue, yaitu DENV-1, DENV-1, DENV-3, dan DENV-4. Struktur antigen keempat serotipe ini sangat mirip satu sama lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang. Virus Dengue ukurannya sangat kecil, diameternya sekitar 50 nm. Struktur morfologinya relatif sederhana. Terdiri dari 3 protein struktural yaitu protein E pada selubung luar, protein C pada kapsid dan M pada membran. Dan 7 protein non struktural yaitu NS1, NS2a, NS2b, NS3, NS4a, NS4b, NS5.

Infeksi Dengue
Infeksi Virus Dengue merupakan penyakit menular akut dengan gejala atau tidak terlihat gejala. Perjalanan Infeksi Virus Dengue dapat hanya sampai Demam Dengue (Dengue Fever), atau berlanjut beresiko menjadi Dengue Hemorragic Fever (DHF) atau biasa kita sebut Demam Berdarah dengue (DBD), Dengue Shock Syndrome (DSS), dan lebih lanjut menjadi Disseminated Intravascular Coagulation (DIC).
Infeksi dengue terdiri dari infeksi primer dan infeksi sekunder. Infeksi dengue primer terjadi pada penderita yang baru pertama kali terinfeksi oleh salah satu dari 4 jenis virus Dengue. Biasanya terjadi pada anak-anak dan pelancong. Sedangkan infeksi dengue sekunder terjadi terutama di daerah endemik, baik pada anak maupun dewasa. Infeksi ulang ini disebabkan oleh jenis virus dengue yang berbeda, yang meningkatkan resiko penyakit. Infeksi primer membawa kekebalan selamanya terhadap 1 jenis virus dengue, tetapi hanya memberikan perlindungan sebagian atau sementara terhadap 3 jenis virus lainnya.
Gejala Klinik
Demam Dengue (Dengue Fever) ditandai dengan timbulnya demam yang disertai dengan sakit kepala, nyeri otot, dan sakit pada persendian. Sakit kepala bisa dirasakan sangat berat dan bisa disertai dengan rasa sakit pada bagian perut, mual, dan muntah.
Dengue Hemorragic Fever (DHF) / Demam Berdarah Dengue (DBD)
Terdiri dari beberapa tingkatan yaitu :
Grade I  : Ptechie (bintuk-bintik merah) dengan test rumple leed, trombosit menurun sampai di bawah 100.000, hematokrit naik sampai 20% lebih.
Grade II : Grade I disertai adanya perdarahan spontan.
Grade III : Terjadi kegagalan sirkulasi, tekanan denyut nadi <20 mmHg, dan hipotensi (tekanan darah rendah)
Grade IV : Shock, Kejang, tekanan darah dan denyut nadi tidak teraba.
DHF grade III dan IV dikenal dengan Dengue Shock Syndrome (DSS) dan sering mengakibatkan kematian.

Pemeriksaan Laboratorium
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan sebagai konfirmasi dari diagnosis klinis yang telah dilakukan. Hasil pemeriksaan laboratorium akan membantu mendeteksi secara dini infeksi DBD agar dapat dilakukaan penanganan yaang cepat untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas. Pemeriksaan laboratorium ini diperiksa dari sampel/bahan darah.

Hematokrit
Virus Dengue mempunyai kemampuan memicu vasculopathy dengan adanya kebocoran plasma dan ini menjadi salah satu indikator derajat infeksi oleh virus. Hal ini ditunjukkan dengan hemokonsentrasi atau peningkatan Hematokrit 20% sampai lebih dibandingkan sebelum sakit. Pemeriksaan hematokrit secara berkala merupakan pemeriksaan laboratorium yang baik untuk mengetahui derajat kebocoran plasma dan sebagai pedoman pengobatan untuk menentukan kebutuhan cairan intravena. Hematokrit harus diperiksa minimal satu kali sejak hari ke-3 sakit sampai suhu normal kembali. Nilai normal hematokrit menurt Dacie&Lewis dewasa = 42 – 47%, infants (baru lahir) = 54%, dan 3 bulan – 12 tahun = 38 – 41%.

Trombosit
Pada infeksi dengue terjadi 2 perubahan utama pada trombosit, yaitu trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) dan gangguan fungsi trombosit. Patogenesis terjadinya trombositopenia adalah ; 1. Berkurangnya produksi trombosit akibat supresi haemopoetic di sum-sum tulang. 2. Peningkatan pemakaian trombosit. 3. Terjadinya destruksi sebagai akibat interaksi antibodi virus dengue dan antigen virus dengue yang ada di permukaan trombosit. 4. Pada dinding endotel yang cidera akibat virus dengue, akan terjadi interaksi antara trombosit dengan kolagen sub endotel sehingga terjadi agregasi dan lisis trombosit. Adapun disfungsi trombosit terjadi karena adanya degranulasi trombosit sehingga tidak tersedianya ADP. Dari penelitian dikatakan bahwa trombosit di peredaran darah terstimulasi dan mengalami “kelelahan” (exhausted) sehingga tidak berfungsi secara normal. Penurunan fungsi trombosit ini diduga menybabkan perdarahan pada DBD meskipun jumlah trombosit masih diatas 100.000 mm3. Nilai normal jumlah trombosit adalah 150.000 – 400.000 sel/mm3 darah.

Leukosit
Pada awalnya leukosit normal, kemudian meningkat tajam dan seterusnya pada akhir serangan terjadi penurunan jumlah leukosit dan netrofil serta secara bersamaan didapaatkan atypical limfosit dan limfositosis. Jumlah leukosit kembali normal 2 – 3 hari setelah fase pemulihan. Nilai normal leukosit adalah 4.000 – 10.000 sel/mm3 darah.
Pemeriksaan secara imunoserologis tetap perlu dilakukan untuk menentukan diagnosis pasti dari penyakit. Banyak metode yang digunakan pada pemeriksaan imunoserologis seperti uji hambatan hemaglutinasi, uji dengue blot, uji fiksasi komplemen, dan uji netralisasi. Namun kali ini, kami akan memaparkan beberapa pemeriksaan imunoserologis yang sering dipakai.

Dengue Rapid IgM – IgG anti dengue
Uji ini digunakan untuk mencari adanya IgM atau IgG anti dengue untuk melihat derajat infeksi dengue (apakah infeksi primer, infeksi sekunder atau negatif dengue).
Pada infeksi primer, kadar tinggi IgM baru muncul 4 – 6 hari setelah demam dan bertahan sampai 10 minggu. Sedangkan IgG baru muncul 2 minggu setelah demam dan bertahan seumur hidup. Kadar IgM rendah pada infeksi sekunder dan kadarnya tak terdeksi pada sekitar 20% pasien, sedangkan IgG naik cepat 1 – 2 hari setelah timbulnya demam pada kadar lebih tinggi dari kadar pada infeksi primer. Oleh karena itu, hal ini menjadi kekurangan dari pemeriksaan ini, hal ini disebabkan infeksi dengue kemungkinan baru dapat terdeteksi setelah hari kelima demam, sedangkan masa kritis penderita dengue terjadi antara hari ke 4 sampai 6 setelah demam.

NS1 (deteksi antigen virus – RNA)
Diantara protein nonstruktural virus dengue, NS1 merupakan glikoprotein yang penting untuk replikasi virus dan terdapat di semua serotipe/jenis virus dengue. NS1 beredar di sirkulasi dan dapat ditemukan dalam serum penderita selama fase akut baik pada infeksi dengue primer maupun sekunder.

• Identifikasi Virus
Isolasi virus menggunakan kultur virus dengan mendeteksi asam nukleat dengan menggunakan RT-PCR. Namun pemeriksaan ini haarganya sangat mahal dan tidak semua laboratorium memiliki fasilitas untuk pemeriksaan ini.
Demikian info tentang Infeksi Dengue dan pemeriksaan screening-nya. Masih ada pemeriksaan laboratorium lainnya yang dilakukan seiring dengan perawatan yaang dijalani oleh penderita yang positif terinfeksi virus dengue, baik pada tahap DHF/DBD, DSS, maupun DIC untuk memantau fungsi organ tubuh lainnya yang berhubungan dengan dampak infeksi. Jika terdapat gejala-gejala klinis seperti yang telah kami sebutkan diatas, segera periksakan diri anda ke dokter atau rumah sakit terdekat dan segera lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan rujukan dokter. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan. Salam Cabogun! ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar