Selasa, 05 November 2013

PARASITOLOGI (ala gue)

MACAM-MACAM TELUR CACING (PARASIOLOGI)

 


Pemeriksaan feses di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing ataupun larva yang infektif. Pemeriksaan feses ini juga di maksudkan untuk mendiagnosa tingkat infeksi cacing parasit usus pada orang yang di periksa fesesnya.
Guna menegakkan diagnosa pasti penyakit kecacingan, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sehingga kepastian akan penyakit yang diderita pasien dapat diyakinini kebenarannya.
Salah satu metode pemeriksaan telur cacing yang paling sederhana dan paling mudah dilakukan adalah pemeriksaan dengan teknik langsung. Teknik ini dapat dikerjakan menggunakan kaca penutup maupun tanpa kaca penutup.
Prinsip dasar pembuatan sediaan dengan cara langsung yaitu, membuat sediaan setipis mungkin yang tidak ada gelembung udara di dalamnya. Pemeriksaan cara langsung ini hanya dapat memberikan hasil secara kualitatif dengan hasil positif atau negative saja.


ASCARIS LUMBRICOIDES


Pengertian Ascaris lumbricoides
      Ascaris lumbricoides adalah cacing gelang raksasa manusia, termasuk dalam filum Nematoda. Sebuah nematoda ascarid, ia bertanggung jawab untuk ascariasis penyakit pada manusia, dan merupakan cacing parasit terbesar dan paling umum pada manusia. Seperempat dari populasi manusia diperkirakan terinfeksi oleh parasit ini. Ascariasis adalah lazim di seluruh dunia dan lebih-lebih di negara-negara tropis dan subtropis..
Hal ini dapat mencapai panjang hingga 35 cm.
Siklus Hidup
      Ascaris lumbricoides, atau "cacing gelang", infeksi pada manusia terjadi ketika telur cacing tertelan melepaskan larva cacing yang menembus dinding duodenum dan memasuki aliran darah. Dari sini, hal itu dilakukan ke hati dan jantung, dan memasuki sirkulasi paru-paru untuk membebaskan diri dalam alveoli, di mana ia tumbuh dan molts. Dalam 3 minggu, larva lulus dari sistem pernapasan yang akan batuk, menelan, dan dengan demikian kembali ke usus kecil, dimana jatuh tempo untuk cacing jantan dan betina dewasa. Pemupukan sekarang dapat terjadi dan betina menghasilkan sebanyak 200.000 butir per hari selama setahun. Telur-telur dibuahi menjadi menular setelah 2 minggu di dalam tanah, mereka dapat bertahan dalam tanah selama 10 tahun atau lebih

ASCARIASIS
      Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh Nemathelminthes Ascaris lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh makhluk parasit.
Etiologi Ascariasis
      Penyebab: Ascaris lumbricoides
      ♀ panjang 20 cm – 35 cm
      ♂ panjang 3 mm – 6 mm
      ♀ bertelur ± 200.000 butir/ hari
      Telur ini keluar dari tubuh manusia melalui faeces, ukuran telur : 35 μ - 50μ
      Ascaris lumbricoides tersebar luas di daerah tropis
      Infeksi ascaris pada anak < 10 tahun = 60% - 100%
Cara Infeksi
      Telur ascaris yang infektif tertelan manusia dan mencapai duodenum, di sini telur menjadi larva
      Larva ini menembus dinding usus, melalui saluran limfe bermigrasi ke hepar dan paru
      Banyaknya larva di paru-paru menimbulkan gejala Loefller Syndrome/ Atypical Pneumonia
      Larva mencapai epiglottis dan kembali ke usus kecil. Di sini tumbuh menjadi cacing dewasa, cacing betina bertelur lagi
      Perjalanan cacing hingga menjadi dewasa ± 3 bulan
Gejala Klinik
      Biasanya tanpa gejala.
      Enek, muntah, sakit perut, tidak ada nafsu makan, kurus, sukar tidur, cengeng, sedikit panas, kolik.
      Massa dari cacing dapat menyebabkan obstruksi usus.
      Dapat juga menyebabkan perforasi usus, intususepsi, paralitic ileus.
DHIAGNOSIS
      Ditemukan telur ascaris dalam faeces
      Keluar cacing ascaris bersama faeces/ muntah
THERAPY
      Pyrantel,
      levamisol,
      mebendazol,
      Albendazol
      irantel pamoat,
      aspirin,
      paracetamol,
            decolgen.

 
TRICHURIS TRICHIURA
Morfologi dan siklus hidup
Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan jantan 4 cm. Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing betina bentuknya membulat tumpul dan cacing jantan melingkar dan terdapat suatu spikulum. Cacing dewasa hidup di kolon asendens dan sekum dengan bagian anteriornya masuk ke dalam mukosa usus. Seekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur setiap hari antara 3000-10.000 butir. Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih.



Cacing dewasa Trichuris trichiura


Telur T. trichiura

Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur tersebut tenjadi matang dalam waktu 3-6 minggu dalam lingkungan yang sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan tempat yang teduh. Cara infeksi langsung bila secara kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus distal dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum. Jadi cacing tidak mempunyai siklus paru. Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina meletakkan telur kira-kira 30-90 hari.

Siklus hidup T. trichiura

Gejala klinis Trichuriasis
Infeksi ringan tidak menyebabkan gejala klinis ynag khas. Pada infeksi berat dan menahun menyebabkan disentri, prolapsus rekti, apendisitis, anemia berat, mual, muntah. Disentri yang terjadi dapat menyerupai amoebiasis.infeksi pada umumnya ringan samapai sedang dengan sedikit/tanpa gejala. Perkembangan larva Trichuris di dalam usus biasanya tidak memberikan gejala klinik yang berarti walaupun dalam sebagian masa perkembangan larvanya memasuki mukosa intestinum tonue. Proses yang berperan dalam menimbulkan gejala adalah trauma oleh cacing dan dampak toksik. Trauma pada dinding usus terjadi karena cacing ini membenamkan kepalanya pada dinding usus. Cacing ini biasanya menetap pada sekum. Pada infeksi yang ringan kerusakan dinding mukosa usus hanya sedikit.
Pemeriksaan laboratorium
Terjadi anemia hipokromik yang disebabkan karena perdarahan kronis. Pada tiap-tiap infeksi didapatkan eosinofilia sebesar 5-10%. Di dalam tinja pasien didapatkan telur atau cacing dewasa.
Pengobatan
1. Perawatan umum: Higiene pasien diperbaiki dan diberikan diet tinggi kalori, sedangkan anemia dapat diatasi dengan pemberian prefarat besi.
2. Pengobatan spesifik: Bila keadaan ringan dan tak menimbulkan gejala, penyakit ini tidak diobati. Tetapi bila menimbulkan gejala, dapat diberikan obat-obat:
1) Diltiasiamin jodida, diberikan dengan dosis 10-15 mg/kgBB per hari selama 3-5 hari 2) Stibazium yodida. Diberikan dengan dosis 10 mg/kgBB per hari, 2 x
sehari, selama 3 hari dan bila diperlukan dapat diberikan dalam waktu yang lebih lama. Efek samping obat ini adalah rasa mual, nyeri pada perut, dan warna tinja menjadi merah.
3) Heksiresorsinol 0,2%, dapat diberikan 500 ml dalam bentuk enema, dalam waktu 1 jam.
4) Mebendazol. Diberikan dengan dosis 100 mg, 2 x sehari selama 3 hari, atau dosis tunggal 600 mg
Komplikasi
Bila infeksi berat dapat terjadi perforasi usus atau prolapsus rekti. 



 CACING TAMBANG

Cacing tambang tergolong dalam kelompok Nemathelminthes (cacing gilig) berdasarkan lapisan embryonal yang membentuk tubuhnya tergolong organisme Triploblastik Pseudocoelomata (triploblastik yang berongga semu ) sistem pencernaan sudah ada diawali dari mulut dan berakhir di anus .

Cacing tambang atau yang dikenal dengan sebutan Ancylostoma duodenale (yang terdapat di daerah tropika Asia dan Afrika) dan Necator americanus (terdapat di daerah amerika) adalah jenis cacing yang berbahaya dan termasuk parasit.

Disebut cacing tambang karena dahulunya banyak ditemukan pada buruh tambang di eropa. Necator americanus menyebabkan penyakit nekatoriasis dan Ancylostoma duodenale menyebabkan penyakit ankilostomiasis. Kedua jenis cacing ini banyak menginfeksi orang-orang di sekitar pertambangan dan perkebunan.

Daur hidup cacing tambang:
  • Telur keluar bersama feses dari dalam usus manusia.
  • Telur dari kedua cacing tersebut ditemukan di dalam tinja
  • Telur menetas di dalam tanah setelah mengeram selama 1-2 hari.
  • Dalam waktu 1-2 hari,di tempat lembab dan becek, telur menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform, larva dilepaskan dan hidup di dalam tanah.
  • Kemudian larva ini berubah menjadi filariform
  • Manusia bisa terinfeksi jika berjalan tanpa alas kaki diatas tanah yang terkontaminasi oleh tinja manusia, karena larva bisa menembus kulit.

  • Filariform dalam waktu tiga hari dapat menembus kulit kaki
  • dari kulit masuk ke pembuluh darah , larva mengikuti aliran darah, menuju menuju jantung, paru-paru, faring, tenggorok, kemudian tertelan dan masuk ke dalam usus.


  • Peristiwa ini disebut infeksi aktif.
  • Di dalam usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah dengan menginfeksi usus sehingga penderita bisa terkena Anemia .
  • Setiap ekor cacing N. americanus akan menghilangkan 0,005-1 cc darah per hari
  • sedangkan setiap ekor cacing A. duodenale akan menyebabkan manusia kehilangan 0,08-0,34 cc per hari.
  • Cacing dewasa dapat hidup di usus selama satu hingga lima tahun di mana cacing betina memproduksi telur
  • Pada infeksi ringan hanya sedikit sekali kehilangan darahnya tetapi pada infeksi berat dapat menimbulkan pendarahan hebat, kekurangan zat besi dan berat badan turun drastis
  • Oleh karena itulah, cacing tambang menjadi berbahaya karena dapat menyebabkan anemia berat pada manusia
Cara penularan penyakit cacing tambang adalah melalui larva cacing yang terdapat di tanah yang menembus kulit (biasanya diantara jari-jari kaki), cacing ini akan berpindah ke paru kemudian ke tenggorokan dan akan tertelan masuk saluran cerna.

Gejala Penyakif cacing tambang (ankilostomiasis dan nekatoriasis)

  • Ruam yang menonjol dan terasa gatal (ground itch) bisa muncul di tempat masuknya larva pada kulit.
  • Demam, batuk dan bunyi nafas mengi (bengek) bisa terjadi akbiat berpindahnya larva melalui paru-paru.
  • Cacing dewasa seringkali menyebabkan nyeri di perut bagian atas.
  • Anemia karena kekurangan zat besi dan rendahnya kadar protein di dalam darah bisa terjadi akibat perdarahan usus.
  • Kehilangan darah yang berat dan berlangsung lama, bisa menyebabkan pertumbuhan yang lambat, gagal jantung dan pembengkakan jaringan yang meluas pada anak-anak.
  • Gangguan pencernaan berupa mual, muntah, diare dan nyeri di ulu hati.
  • Pusing, nyeri kepala.
  • Lemas dan lelah.
  • Kadang-kadang tanpa ada gejala
  • Keluhan tidak spesifik, kelelahan dan berat badan menurun
  • Jarang terjadi: sakit perut, kembung dan sumbatan usus.
  • Biasanya dikenali setelah beberapa lama misal antara 4-5 tahun setelah infeksi. dan telah menjadi gejala akut.
PENCEGAHAN
  • Infeksi cacing tambang bisa dihindari dengan selalu mengenakan alas kaki.
  • Gunakan desinfektan setiap hari di tempat mandi dan tempat buang air besar
  • hati bila makan makanan mentah atau setengah matang terutama pada tempat-tempat dimana sanitasi masih kurang
  • Masak bahan makanan sampai matang
  • Selalu mencuci tangan setelah dari kamar mandi/WC atau sebelum memegang makanan.
  • Prioritas utama adalah memperbaiki anemia dengan cara memberikan tambahan zat besi per-oral atau suntikan zat besi.
  • Pada kasus yang berat mungkin perlu dilakukan transfusi darah.
  • Jika kondisi penderita stabil, diberikan obat pirantel pamoat atau mebendazol selama 1-3 hari untuk membunuh cacing tambang.
  • Obat ini tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisa membahayakan janin yang dikandungnya.

TOXOCARA

Toxocariasis
merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh
Toxocara sp.Terdapat tiga spesies Toxocara sp,yaitu Toxocara catip pada kucing,Toxocara canis
pada anjing ,dan Toxocara vitulorum pada sapi atau kerbau. Kucing jantan dan anak kucing bertindak sebagai hospes definitif dari Toxocara cati ( H ubner at all., 2001), yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia.
 
 
Toxocara canic ditemukan pada anjing,toxocara cati ditemukan pada kucing.Belum ditemukan infeksi campuran pada satu macam hospes.kadang-kadang cacing ini dapat hidup pada manusia sebagai parasit yang membara (erratic parasit) dan menyebabkan penyakit yang disebut visceral larva migrans.

Cacing ini tersebar secara kosmopolit,juga ditemukan di indonesia.dijakarta prevalensi pada anjing 38,3 % 
dan pada kucing 26,0 %
Toxocara canic jantan mempunyai ukuran panjang bervariasi antara 3,6-8,5 cm,sedangkan yang betina antara 5,7 -10,0 cm,toxocara cati jantan antara 2,5 – 7,8 cm,yang betina antara 2,5 -14,0 cm
 toxocara cati


 toxocara canis
Bentuknya menyerupai ascaris lumbricoides muda,pada toxocara canic terdapat sayap servikal yang berbentuk seperti lanset,sedangkan pada toxocara cati bentuk sayap lebih lebar,sehingga kepalnya menyerupai kepala ular cobra.Bentuk ekor kedua species hampir sama,yang jantan bentuk ekornya berbentuk seperti tangan dengan jari yang sedang menunjuk atau digitiform,sedangkan yang betina ekornya bulat meruncing.telur menjadi infektif ditanah dalam waktu kurang lebih tiga minggu.bentuk ini dapat tertelan oleh anjing kucing bahkan manusia.

Pada manusia larva cacing tidak mejadi dewasa dan pengembara di alat-alat dalam,khususnya hati.penyakit yang disebabkan larva mengembara ini disebut visceral larva migrans,dengan gejala eosinofilia,demam dan hepatomegali.visceral larva migransdapat juga disebabkan oleh larva nematoda lain.
 
 
SEMOGA BERMANFAAT.  
by : Andriano Bobi Saputro
D3 Analis Kesehatan MH.Thamrin Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar